Pendahuluan
Unit percobaan dalam RAL selalu
diasumsikan homogen. Pada kenyataannya hal tersebut belum tentu benar,
sehingga diperlukan metode lain yang bisa menguraikan keragaman
tersebut. Apabila kita melakukan percobaan pada sebidang tanah yang
mempunyai tingkat kesuburan berbeda, maka pengaruh perlakuan yang kita
anggap berasal dari perlakuan yang kita cobakan bisa saja tidak benar,
sehingga membuat Kesalahan Tipe I. Apabila hal ini terjadi, maka
keragaman tambahan yang berasal dari perbedaan tingkat kesuburan tanah
ini dalam RAL akan dimasukkan ke dalam JKG (Within) sehingga KTG akan
semakin besar dan F (KTP/KTG) akan semakin kecil, akibatnya percobaan
tidak sensitif lagi. Akhirnya, apabila kita melakukan pengulangan
perlakuan pada lokasi yang mempunyai keragaman berbeda (tidak homogen),
maka keragaman tambahan tersebut perlu disingkirkan dari analisis
sehingga kita lebih fokus pada keragaman yang ditimbulkan oleh perlakuan
yang kita cobakan saja. Apabila faktor kelompok disertakan dalam
rancangan, kita dapat mengcapture keragaman yang disebabkannya ke dalam
JK Blok. Proses tersebut akan mengurangi JK Within (Error), bandingkan
dengan Rancangan Acak Lengkap.
Rancangan Acak Kelompok
adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan satuan
percobaan ke dalam grup-grup yang homogen yang dinamakan kelompok dan
kemudian menentukan perlakuan secara acak di dalam masing-masing
kelompok. Rancangan Acak Kelompok Lengkap merupakan
rancangan acak kelompok dengan semua perlakuan dicobakan pada setiap
kelompok yang ada. Tujuan pengelompokan satuan-satuan percobaan
tersebut adalah untuk membuat keragaman satuan-satuan percobaan di dalam
masing-masing kelompok sekecil mungkin sedangkan perbedaan antar
kelompok sebesar mungkin. Tingkat ketepatan biasanya menurun dengan
bertambahnya satuan percobaan (ukuran satuan percobaan) per kelompok,
sehingga sebisa mungkin buatlah ukuran kelompok sekecil mungkin.
Pengelompokan yang tepat akan memberikan hasil dengan tingkat ketepatan
yang lebih tinggi dibandingkan rancangan acak lengkap yang sebanding
besarnya.
Keuntungan rancangan acak kelompok adalah:
-
Lebih efisien dan akurat dibanding dengan RAL
-
Pengelompokan yang efektif akan menurunkan Jumlah Kuadrat Galat, sehingga akan meningkatkan tingkat ketepatan atau bisa mengurangi jumlah ulangan.
-
-
Lebih Fleksibel.
-
Banyaknya perlakuan
-
Banyaknya ulangan/kelompok
-
tidak semua kelompok memerlukan satuan percobaan yang sama
-
-
Penarikan kesimpulan lebih luas, karena kita bisa juga melihat perbedaan diantara kelompok
Kerugiannya adalah:
-
Memerlukan asumsi tambahan untuk beberapa uji hipotesis
-
Interaksi antara Kelompok*Perlakuan sangat sulit
-
Peningkatan ketepatan pengelompokan akan menurun dengan semakin meningkatnya jumlah satuan percobaan dalam kelompok
-
Derajat bebas kelompok akan menurunkan derajat bebas galat, sehingga sensitifitasnya akan menurun terutama apabila jumlah perlakuannya sedikit atau keragaman dalam satuan percobaan kecil (homogen).
-
Memerlukan pemahaman tambahan tentang keragaman satuan percobaan untuk suksesnya pengelompokan.
-
jika ada data yang hilang memerlukan perhitungan yang lebih rumit.
Seperti diuraikan di atas, suksesnya
pengelompokan dalam Rancangan Lingkungan RAK memerlukan pemahaman
tambahan tentang keragaman satuan percobaan. Kita harus bisa
mengidentifikasi arah keragaman tersebut, sehingga Variabel Pengganggu
(Nuisance factor /disturbing factor) bisa diminimalisir. Nuisance
factor adalah setiap faktor/variabel diluar perlakuan yang akan
berpengaruh terhadap respons. Berikut ini merupakan panduan dalam
mengidentifikasi faktor tersebut, yang bisa dijadikan acuan dalam
pembuatan kelompok/pengelompokan.
Variabel Pengganggu | Unit percobaan |
|
Petak percobaan |
|
Rumah kaca |
|
Pohon |
|
Orang/Partisipan |
|
Cara Pengacakan dan Denah Percobaan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
Langkah-langkah pengacakan dalam RAKL
sama seperti pada RAL dengan kelompok sebagai ulangan. Perhatikan
Gambar di bawah ini. Pengelompokan dilakukan tergak lurus terhadap arah
keragaman sehingga keragaman pada masing-masing kelompok yang sama
relatif lebih kecil. Daerah percobaan di dalam setiap kelompok dibagi
ke dalam jumlah yang sesuai dengan jumlah perlakuan yang akan dicobakan.
Gambar 1.1 Contoh pengelompokan petak percobaan
Sebelum pengacakan, bagilah daerah
percobaan atau satuan percobaan ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah ulangan. Setiap kelompok kemudian dibagi lagi menjadi beberapa
petak yang sesuai dengan banyaknya perlakuan yang akan dicobakan.
Pengacakan dilakukan secara terpisah untuk setiap kelompok, karena dalam
RAK perlakuan harus muncul satu kali dalam setiap ulangan. Misal
percobaan dengan 6 perlakuan (A, B, C, D, E, F) dan 4 kelompok. Cara
yang lebih sederhana dengan melakukan pengundian. Buat 6 gulungan
kertas, kemudian pada setiap kertas tulis satu kode perlakuan yang akan
dicoba dari kode A sampai F. Lakukan pengundian tanpa pemulihan untuk
kelompok I. Setelah selesai melakukan pengundian untuk kelompok I,
lakukan hal yang sama untuk kelompok II dan seterusnya.
Sebenarnya, proses pengacakan akan lebih
mudah dan praktis apabila kita menggunakan bantuan komputer, misalnya
dengan menggunakan Angka Acak (dalam Microsoft Excel misalnya dengan
menggunakan fungsi RAND()). Berikut ini diberikan contoh pengacakan
dengan menggunakan Ms Excel. Langkah pengerjaan detailnya hampir mirip
dengan proses pengacakan pada RAL (lihat proses pengacakan pada RAL
dengan menggunakan bantuan MS Excel).
-
Buat Tabel yang terdiri dari 4 kolom, No; Perlakuan; Kelompok; Angka Acak. Kolom Nomor hanya sebagai referensi dan tidak dilakukan pengacakan sehingga jangan disorot (Blok). Banyaknya perlakuan dan Kelompok sesuai dengan Rancangan Perlakuan. Untuk contoh kasus di atas, bentuk tabelnya seperti pada Gambar …a. Selanjutnya Sorot Kolom Perlakuan, Kelompok, dan Angka Acak, lakukan sortasi berdasarkan hierarki berikut: Pengurutan pertama berdasarkan Kelompok, dan kedua berdasarkan Angka Acak (Gambar …b).
Gambar …
-
Hasil pengacakannya tampak seperti pada Gambar berikut: Perhatikan Urutan Kelompok tetap dipertahankan, yang berubah adalah Urutan Acak dari Perlakuan. Tempatkan Urutan acak tersebut sesuai dengan kelompoknya (atau tempatkan Kode Perlakuan berdasarkan Nomor yang telah kita buat sebelumnya pada Denah Percobaan. Awas.., penomoran pada denah percobaan harus diurutkan berdasarkan kelompok, No 1-6 ditempatkan pada Kelompok I, 7-12 pada kelompok II dst.).
Gambar 1.1 Denah Percobaan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
Tabulasi data untuk rancangan acak kelompok dari hasil pengacakan di atas disajikan sebagai berikut :
Tabel 3.1. Tabulasi Data Dari Hasil Percobaan Dengan Menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
Perlakuan (t) | Kelompok (r) | Total Perlakuan (Yi.) |
|||
1 | 2 | 3 | 4 | ||
1 | Y11 | Y12 | Y13 | Y14 | Y1. |
2 | Y21 | Y22 | Y23 | Y24 | Y2. |
3 | Y31 | Y32 | Y33 | Y34 | Y3. |
4 | Y41 | Y42 | Y43 | Y44 | Y4. |
5 | Y51 | Y52 | Y53 | Y54 | Y5. |
6 | Y61 | Y62 | Y63 | Y64 | Y6. |
Total Kelompok (Y.j) | Y.1 | Y.2 | Y.3 | Y.4 | Y.. |
Model Linier Rancangan Acak Kelompok Lengkap
Model linier RAK dengan banyaknya kelompok (ulangan ) k dan banyaknya perlakuan t adalah:
Dengan:
Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
μ = mean populasi
τi = pengaruh aditif dari perlakuan ke-i
βj = pengaruh aditif dari kelompok ke-j
εij = pengaruh acak dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
Asumsi:
Pengaruh perlakuan tetap | Pengaruh perlakuan acak |
Hipotesis:
Hipotesis yang Akan Diuji: | Pengaruh perlakuan tetap |
Pengaruh perlakuan acak
|
H0 | Semua τi = 0 (i = 1, 2, …, t) |
στ2 = 0 (tidak ada keragaman dalam populasi perlakuan) |
H1 | Tidak semua τi = 0 (i = 1, 2, …, t) |
στ2 > 0 (ada keragaman dalam populasi perlakuan) |
Analisis Ragam:
Parameter | Penduga |
μ | |
βij | |
τi | |
εi |
Refresentasi data dari model linier Yij = μ + τi + βj + εij adalah sebagai berikut:
Keragaman totalnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Sehingga persamaan Jumlah kuadratnya menjadi:
Atau: JKT = JKK + JKP + JKG.
Jadi,Jumlah kuadrat total (JKT) = Jumlah kuadrat kelompok (JKK) + Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) + Jumlah kuadrat galat (JKG)
Definisi | Pengerjaan | |
FK | ||
JKT | ||
JKK | ||
JKP | ||
JKG |
Tabel analisis ragam bagi rancangan acak kelompok lengkap dengan pengaruh kelompok tetap adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. Analisis Ragam Rancangan Acak Kelompok Lengkap Dengan Pengaruh Kelompok Tetap
Sumber Keragaman (SK) | Jumlah Kuadrat (JK) | Derajat Bebas (db) | Kuadrat Tengah (KT) | E(KT) | |
Perlakuan tetap | Perlakuan acak | ||||
Kelompok | JKK | r-1 | KTK | ||
Perlakuan | JKP | t-1 | KTP | ||
Galat | JKG | (r-1)(t-1) | KTG | σ2 | σ2 |
Total | JKT | rt-1 |
Statistik uji yang digunakan untuk pengujian di atas adalah:
dengan kaidah keputusan pada taraf nyata α sebagai berikut :
Apabila terima H0 dan sebaliknya tolak H0. Fα adalah nilai F yang luas di sebelah kanannya sebesar α.
Adakalanya kita ingin menguji pengaruh
kelompok, tetapi biasanya perlakuanlah yang menjadi perhatian utama ,
pengelompokan dilakukan sebagai alat untuk mereduksi keragaman galat
percobaan.
Hipotesis untuk menguji pengaruh kelompok :
- H0 : Semua βj = 0
- H1 : Tidak semua βj = 0
Statistik uji untuk pengujian pengaruh kelompok tersebut adalah dengan keputusan tolak H0 apabila dan sebaliknya.
Galat Baku
Galat baku (Standar error) untuk perbedaan di antara rata-rata perlakuan dihitung dengan formula berikut:
Efisiensi Pengelompokan Dibandingkan Rancangan Acak Lengkap
Efisiensi relatif pengelompokan dibandingkan rancanngan acak lengkap dinyatakan sebagai berikut :
dengan E menunjukkan seberapa
lebih besar ulangan diperlukan pada rancangan acak lengkap dibandingkan
dengan dengan rancangan kelompok untuk memperoleh sensitifitas rancangan
acak lengkap sama dengan ranacangan acak kelompok. Sedangkan db1
menyatakan derajat bebas galat percobaan untuk rancangan acak lengkap
dan db2 menyatakan derajat bebas galat percobaan untuk rancangan
kelompok , Sa2 menyatakan penduga ragam galat
percobaan untuk rancangan acak kelompok dan KTG menyatakan penduga ragam
galat untuk rancangan acak kelompok.
Contoh Penerapan 1
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh
pencucian dan pembuangan kelebihan kelembapan dengan cara melap atau
menyemprotkan udara terhadap kandungan asam askorbat pada tanaman turnip
green diperoleh data dalam miligram per 100 gr bobot kering sebagai
berikut :
Tabel 3.3. Data Turnip Green (mg/100gr Bobot Kering)
Perlakuan | Kelompok | Total Perlakuan (Yi.) |
||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
kontrol | 950 | 887 | 897 | 850 | 975 | 4559 |
Dicuci dan dilap | 857 | 1189 | 918 | 968 | 909 | 4841 |
Dicuci dan disemprot dengan udara | 917 | 1072 | 975 | 930 | 954 | 4848 |
Total kelompok (Y.j) | 2724 | 3148 | 2790 | 2748 | 2838 | Y.. = 14248 |
Langkah-langkah perhitungan Analisis Ragam:
Langkah 1: Hitung Faktor Koreksi
Langkah 2: Hitung Jumlah Kuadrat Total
Langkah 3: Hitung Jumlah Kuadrat Kelompok
Langkah 4: Hitung Jumlah Kuadrat Perlakuan
Langkah 5: Hitung Jumlah Kuadrat Galat
Langkah 6: Buat Tabel Analisis Ragam beserta Nilai F-tabelnya
Tabel Analisis Ragam Data Turnip Green
Sumber Keragaman (SK) | Derajat Bebas (db) | Jumlah Kuadrat (JK) | Kuadrat Tengah KT) | Fhitung | F0.05 | F0.01 |
Kelompok | 4 | 25148 | 6287 | 0.75 | 3.838 | 7.006 |
Perlakuan | 2 | 10873 | 5436 | 0.65 | 4.459 | 8.649 |
Galat | 8 | 67194 | 8399 | |||
Total | 14 | 103216 |
F(0.01,4,8) = 7.006
F(0.05,2,8) = 4.459
F(0.01,2,8) = 8.649
Langkah 7: Buat Kesimpulan
Karena Fhitung (0.65) ≤ 4.459 maka kita gagal untuk menolak H0: μ1 = μ2 = μ3
pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa pada taraf
kepercayaan 95%, semua rata-rata perlakuan tidak berbeda dengan yang
lainnya. Atau dengan kata lain dapat diambil keputusan terima Ho,
artinya tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan terhadap respon yang
diamati.
Keterangan:
Biasanya, tanda tidak nyata (tn) diberikan, apabila nilai F-hitung lebih kecil dari F(0.05), tanda bintang satu (*) diberikan, apabila nilai F-hitung lebih besar dari F(0.05) dan tanda bintang dua (**) diberikan apabila nilai F-hitung lebih besar dari F(0.01)
Langkah 8: Hitung Koefisien Keragaman (KK)
Post-Hoc
Karena berdasarkan analisis ragam, pengaruh perlakuan tidak nyata, maka tidak perlu dilakukan pengujian lanjut karena rata-rata diantara perlakuan tidak berbeda.Contoh Penerapan 2
Data pada tabel berikut merupakan Hasil
padi (kg/petak) Genotif S-969 yang diberi 6 perlakuan. Faktor-faktor
yang diteliti adalah kombinasi pupuk NPK sebanyak 6 taraf, yaitu
Kontrol, PK, N, NP, NK, NPK.
Tabel 3.3. Data Hasil Padi Genotif S-969 (kg/petak)
Kombinasi Pemupukan | Kelompok | Total Perlakuan | |||
1 | 2 | 3 | 4 | (Yi.) | |
Kontrol | 27.7 | 33.0 | 26.3 | 37.7 | 124.7 |
PK | 36.6 | 33.8 | 27.0 | 39.0 | 136.4 |
N | 37.4 | 41.2 | 45.4 | 44.6 | 168.6 |
NP | 42.2 | 46.0 | 45.9 | 46.2 | 180.3 |
NK | 39.8 | 39.5 | 40.9 | 44.0 | 164.2 |
NPK | 42.9 | 45.9 | 43.9 | 45.6 | 178.3 |
Total kelompok (Y.j) | 226.6 | 239.4 | 229.4 | 257.1 | 952.5 |
Langkah-langkah perhitungan Analisis Ragam:
Langkah 1: Hitung Faktor Koreksi
Langkah 2: Hitung Jumlah Kuadrat Total
Langkah 3: Hitung Jumlah Kuadrat Kelompok
Langkah 4: Hitung Jumlah Kuadrat Perlakuan
Langkah 5: Hitung Jumlah Kuadrat Galat
Langkah 6: Buat Tabel Analisis Ragam beserta Nilai F-tabelnya
Tabel Analisis Ragam Hasil Padi
Sumber Keragaman(SK) | Derajat Bebas (db) | Jumlah Kuadrat (JK) | Kuadrat Tengah | Fhitung | F0.05 | F0.01 |
Kelompok | 3 | 95.1045833 | 31.7015278 | 3.46 * | 3.287 | 5.417 |
Perlakuan | 5 | 658.06375 | 131.61275 | 14.38 ** | 2.901 | 4.556 |
Galat | 15 | 137.257917 | 9.15052778 | – | ||
Total | 23 | 890.42625 |
F(0.01,3,15) = 2.901
F(0.05,5,15) = 5.417
F(0.01,5,15) = 4.556
Langkah 7: Buat Kesimpulan
Karena Fhitung (14.39) > 2.901 maka kita menolak H0: μ1 = μ2 = μ3
pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa pada taraf
kepercayaan 95%, ada satu atau lebih dari rata-rata perlakuan yang
berbeda dengan yang lainnya. Atau dengan kata lain dapat diambil
keputusan tolak Ho, artinya terdapat perbedaan pengaruh perlakuan
terhadap respon yang diamati.
Keterangan:
Biasanya, tanda tidak nyata (tn) diberikan, apabila nilai F-hitung lebih kecil dari F(0.05), tanda bintang satu (*) diberikan, apabila nilai F-hitung lebih besar dari F(0.05) dan tanda bintang dua (**) diberikan apabila nilai F-hitung lebih besar dari F(0.01)
Langkah 8: Hitung Koefisien Keragaman (KK)
Post-Hoc
Langkah pengerjaan pengujian perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji Tukey HSD.
Hitung nilai Tukey HSD (w):
Bandingkan selisis rata-rata perlakuan dengan nilai Tukey HSD (w)
- Urutkan rata-rata perlakuan (urutan menaik/menurun)
- Buat Tabel Matriks selisih antara rata-rata perlakuan
- Bandingkan selisih rata-rata dengan nilai HSD
Kontrol | PK | NK | N | NPK | NP | Notasi | ||
rata-rata | 31.18 | 34.10 | 41.05 | 42.15 | 44.58 | 45.08 | ||
Kontrol | 31.18 | 0.00 | a | |||||
PK | 34.10 | 2.93 | 0.00 | a | ||||
NK | 41.05 | 9.88* | 6.95* | 0.00 | b | |||
N | 42.15 | 10.98* | 8.05* | 1.10 | 0.00 | b | ||
NPK | 44.58 | 13.40* | 10.48* | 3.53 | 2.43 | 0.00 | b | |
NP | 45.08 | 13.90* | 10.98* | 4.03 | 2.93 | 0.50 | 0.00 | b |
Hasil akhirnya adalah sebagai berikut:
- Tabel rata -rata perlakuan dikembalikan urutannya sesuai dengan No Urut perlakuan)
Pupuk (P) | Rata-rata |
Kontrol | 31.18 a |
PK | 34.10 a |
N | 42.15 b |
NP | 45.08 b |
NK | 41.05 b |
NPK | 44.58 b |
Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF)
A. DEFINISI DAN SYARAT PENGGUNAAN
Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial Adalah terdiri dari dua peubah
bebas atau faktor (A dan B) dan kedua faktor tersebut saling diduga
berinteraksi dan kedua faktor tersebut termasuk dalam lasifikasi silang.
Terdapat satu peubah pengganggu atau sampingan yang disebut kelompok
dan tidak berinteraksi dengan peubah lainnya.
Percobaan Faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah percobaan dimana faktor yang dicobakan lebih dari satu faktor dan menggunakan RAK sebagai rancangan percobaannya.
Rancangan ini dipilih apabila satuan percobaan yang digunakan tidak seragam, sehingga perlu pengelompokan, sedangkan pada RAL Faktorial, satuan percobaan relatif seragam sehingga tidak perlu adanya pengelompokkan. Pada prinsipnya percobaan RAK Faktorial sama dengan percobaan RAK tunggal yang telah dibahas sebelumnya namun dalam percobaan ini terdiri dari dua faktor atau lebih.
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Adapun kelebihan dari RAKF antara lain :- dapat menghemat waktu dan biaya
- dapat diketahui interaksi 2 faktor dan besar pengaruh utama
- makin banyak faktor yang di teliti, perlakuan kombinasi meningkat
- analisis perhitungan lebih sukar
C. MODEL MATEMATIS RAKF
Hijk = π + Ki + Pj + Pk + (Pj x Pk) + eijk
Keterangan :
Hijk = Hasil akibat perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k pada kelompok ke-i
π = Nilai tengah umum
Ki = Pengaruh kelompok ke-i
Pj = Pengaruh faktor perlakuan ke-j
Pk = Pengaruh faktor perlakuan ke-k
Pj x Pk = Interaksi perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k
Eijk = Eror akibat perlakuan ke-j dan perlakuan ke-k pada kelompok ke-i
i = 1, 2, …., k (k = kelompok)
j = 1, 2, …., p ke-1 (p = perlakuan ke-1)
k = 1, 2,…... p ke-2 (p = perlakuan ke-2)
D. MENGANALISIS MENGGUNAKAN SPSS
Ini merupakan hasil penelitian dengan judul : “Pengaruh Luas Kandang Dan Pemberian Beberapa Level Protein Terhadap Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin Dan Nilai Hematokrit Itik Kamang Betina Fase Starter"Menganalisis mengunakan Program Excel
Langkah 2 : Masukkan data Lampiran 1a yang berasal dari Skripsi ke dalam Microsoft Excel
Langkah 3 : Masukan Rumus untuk mencari rata-rata dan jumlah
Langakah 4: kemudian, untuk mencari jumlah Ulangan (U) hingga ke f hitung gunakan formula seperti di bawah ini dan disesuaikan dengan data yang ada.
Langkah 5: Buat tabel sidik ragamnya dengan formula dibawah ini, sesuaikan dengan data.
Menganalisis Menggunakan Program SPSS
Ketika membuka Program SPSS, ada dua Windows yang muncul yang pertama Untuk Data dan yang kedua yaitu Untuk Output setelah menganalisis
Ø Tampilan Bagian Data
Ø Tampilan Bagian Output
Langkah 2 : Mengisi bagian Varibel view seperti di bawah ini
Langkah 3 : Mengisi bagian nama pada variabel view seperti di bawah ini
Langkah 4 : Mengisi bagian decimals pada variabel view seperti dibawah ini
Langkah 6 : Mengisi bagian Values pada variabel view seperti dibawah ini
Klik bagian perlakuan pada values untuk memberikan label perlakuan1 dan perlakuan2 yang akan kita buat.Selanjutnya klik bagian kelompok pada values untuk memberikan label pada kelompok yang kita lakukan.
Langkah 7 : Mengisi data view
Klik bagian data view
Langkah 8 : Selanjutnya Isi Bagian Kolom Perlakuan1 dan perlakuan2, kelompok, dan Hasil. Seperti di bawah ini.
Langkah 9 : Menganalisis Data
Klik Bagian Analyze --> General Linear Model --> Univariate
Langkah 10 : Setelah itu muncul seperti di bawah ini
Klik Bagian [Hasil] --> Klik Tanda Panah Pada Bagian Dependent Variable, sehingga seperti ini
Setelah itu Klik Bagian Kompos Kopi --> Bagian Giberelin --> Bagian Ulangan --> Klik tanda panah pada bagian Fixed Factors, tapi melakukannya satu persatu, lalu muncul seperti ini :
Langkah 11 : Klik Bagian Model --> Klik Custom
Setelah diklik Model, maka akan muncul seperti di bawah ini :
Setelah bagian Custom diklik, lihat bagian Kiri Kotak Dialog Univariate: Model, disitu ada bagian Factor & Covariates, Klik bagian Perlakuan 1
Setelah bagian Perlakuan 1 telah muncul di bagian model --> Lakukan hal yang sama terhadap Perlakuan2 --> Ulangan --> sehingga tampil seperti di bawah ini.
Setelah muncul seperti di atas, lalu buat untuk Interaksi --> Klik Perlakuan 1 --> Tekan tombol Shift --> Klik Perlakuan 2 --> Klik Tanda Panah di Bagian tengah --> Klik Continue
Langkah 12 : Klik bagian Post Hoc, Post Hoc berfungsi untuk menguji Lanjut dari Hasil Penelitian
Setelah itu tampil Kotak dialog yang baru, seperti di bawah ini
Klik Bagian Perlakuan 1, dan klik Tanda Panah pada bagian tengah :
Lakukan hal yang sama dengan Perlakuan 2, sehingga tampil seperti dibawah ini :
Setelah itu Klik Bagian LSD (untuk Uji BNT), Tukey (untuk Uji BNJ), dan Duncan (Untuk Uji Duncan) --> Klik Continue
Lalu klik Continue
Langkah 13 : Setelah itu tampil seperti di bawah ini, maka klik OK
Langkah 14 : Lalu Muncul OUTPUT dari analisis yang dilakukan
Pada bagian Tabel Sidik Ragam dari Output SPSS, bandingkan dengan data yang diolah dengan Microsoft Excel dan juga bandingkan dengan Skripsi yang telah dibuat :
Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial
Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial
A. DEFINISI DAN SYARAT PENGGUNAANRancangan Acak Kelompok (RAK) merupakan rancangan percobaan yang digunakan pada kondisi tempat yang tidak homogen. Sebagian besar percobaan-percobaan yang dilaksanakan dilapangan atau di lahan pertanian menggunakan rancangan lingkungan dalam bentuk RAK. Bila kita menghadapi kondisi tempat percobaan tidak homogen, maka dipakai prinsip pengawasan setempat (local control), artinya tempat percobaan harus dikelompokkan menjadi bagian-bagian yang relatif homogen. Pada bagian yang sudag dianggap homogen inilah kita sah (valid) untuk mengadakan pengujian.
Rancangan Acak Kelompok (RAK) / Randomized Complete Block Design (RCBD) merupakan rancangan percobaan pada kondisi tempat yang tidak homogen. Sebagian besar dilakukan di lapangan/lingkungan. Rancangan acak kelompok memakai prinsip pengawasan setempat dan tempat percobaan dikelompokkan menjadi bagian yang relatif homogen.
B. CIRI-CIRI RAKMenurut Harlyan (2012), Adapun…
A. DEFINISI DAN SYARAT PENGGUNAANRancangan Acak Kelompok (RAK) merupakan rancangan percobaan yang digunakan pada kondisi tempat yang tidak homogen. Sebagian besar percobaan-percobaan yang dilaksanakan dilapangan atau di lahan pertanian menggunakan rancangan lingkungan dalam bentuk RAK. Bila kita menghadapi kondisi tempat percobaan tidak homogen, maka dipakai prinsip pengawasan setempat (local control), artinya tempat percobaan harus dikelompokkan menjadi bagian-bagian yang relatif homogen. Pada bagian yang sudag dianggap homogen inilah kita sah (valid) untuk mengadakan pengujian.
Rancangan Acak Kelompok (RAK) / Randomized Complete Block Design (RCBD) merupakan rancangan percobaan pada kondisi tempat yang tidak homogen. Sebagian besar dilakukan di lapangan/lingkungan. Rancangan acak kelompok memakai prinsip pengawasan setempat dan tempat percobaan dikelompokkan menjadi bagian yang relatif homogen.
B. CIRI-CIRI RAKMenurut Harlyan (2012), Adapun…
Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF)
Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial (RALF)
A. DEFINISI DAN SYARAT PENGUNAAN Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial AxB adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua peubah bebas (Faktor) dalam klasfikasi silang yaitu faktor A yang terdiri dari a taraf dan faktor B yang terdiri dari b taraf dan kedua faktor tersebut diduga saling berinteraksi. Saling berinteraksi dimasudkan bahwa pengaruh suatu faktor tergantung dari taraf faktor yang lain, dan sebaliknya jika tidak terjadi interaksi berarti berarti pengaruh suatu faktor tetap pada setiap taraf faktor yang lain.
Jadi bila tidak terjadi interaksi antar taraf-taraf suatu faktor saling sejajar satu sama lainnya, sebaliknya bila ada interaksi tidak saling sejajar.
B. TUJUAN Tujuan dari percobaan faktorial adalah untuk melihat interaksi antara faktor yang kita cobakan. Adakalanya kedua faktor saling sinergi terhadap respons (positif), namun adakalanya juga keberadaan salah satu faktor justru menghambat kinerja dari faktor lain (neg…
A. DEFINISI DAN SYARAT PENGUNAAN Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial AxB adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua peubah bebas (Faktor) dalam klasfikasi silang yaitu faktor A yang terdiri dari a taraf dan faktor B yang terdiri dari b taraf dan kedua faktor tersebut diduga saling berinteraksi. Saling berinteraksi dimasudkan bahwa pengaruh suatu faktor tergantung dari taraf faktor yang lain, dan sebaliknya jika tidak terjadi interaksi berarti berarti pengaruh suatu faktor tetap pada setiap taraf faktor yang lain.
Jadi bila tidak terjadi interaksi antar taraf-taraf suatu faktor saling sejajar satu sama lainnya, sebaliknya bila ada interaksi tidak saling sejajar.
B. TUJUAN Tujuan dari percobaan faktorial adalah untuk melihat interaksi antara faktor yang kita cobakan. Adakalanya kedua faktor saling sinergi terhadap respons (positif), namun adakalanya juga keberadaan salah satu faktor justru menghambat kinerja dari faktor lain (neg…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar